Gaya Vintage dan Retro
Istilah vintage dan retro sering terdengar di telinga kita hingga saat ini. Istilah-istilah ini sudah tidak terasa aneh lagi, sudah ada sejak tahun 1900-an. Namun tahukah Anda bahwa vintage dan retro, meski sama-sama memiliki karakter kuno, sebenarnya berbeda dari segi desain dan tahun? Sesuai dengan popularitasnya, Emily Chalmer , seorang desainer interior antik, berada pada periode 1920-an hingga 1980-an ketika kebanyakan orang mengingat masa kecil mereka sendiri atau dari rumah kakek-nenek mereka. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, kata "vintage" bisa berarti "tua dan berkualitas sangat tinggi"
Jadi gaya vintage adalah nostalgia yang luar biasa atau memiliki banyak kualitas dan terasa sangat nyaman seperti kembali ke masa atau di rumah sendiri, gaya vintage identik dengan gaya dengan unsur warna hijau dan pudar dengan motif bunga, polka dot hingga polos yang terlihat lebih dingin dan tua, sedangkan gaya retro Menurut Longman Dictionary of Contemporary English, kata retro berarti “sengaja menggunakan gaya busana atau desain dari desain masa lalu”.
Retro muncul dan populer di tahun 70-an dan 90-an, dengan gaya print simetris yang didominasi elemen merah dan emas, yang terkesan lebih hangat dan romantis. Di Indonesia, gaya ini digunakan oleh band Naif sejak dibentuk pada tahun 995 dan band The Changcuters terbentuk pada tahun 2004. Gaya desain retro juga diwakili oleh gaya Psychedelic, Pop Art, Art Deco, Art Nouveau, Bauhaus, Crafts, 50-an, 70-an, Pola Berlian dan Geometri.
Comments
Post a Comment